Rabu, 31 Oktober 2012

AUTOBIOGRAFI

Terpencil, jauh dari keramaian kota, terletak diatas pegunungan, dengan pepohonan yang masih rindang adalah gambaran singkat tentang tanah kelahiranku di Desa Sampekonan, Kecamatan Peling Tengah, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah. Itulah Desa dan negeri yang sangat kucintai. Sementara tempat domisiliku saat ini adalah di Luwuk, sebuah kota kecil nan indah di ujung timur Sulawesi, yang merupakan ibu kota Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah. Fatharany Berkah Abdul Barry disapa fathan, itulah aku. Lahir pada tanggal 06 Mei 1984 sebagai putera pertama dari keluarga sangat sederhana, pasangan Dien Abdul Barry Thomas Luasusun (ayah) dan Nur’aini Nuh Pasangi Pakandakon (ibu). Dua sosok manusia tangguh yang berprofesi sebagai pandai besi dan petani yang sadar dan meyakini betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya sebagai jalan untuk meretas kecerahan. Iya itulah mereka orang tuaku, pahlawanku dan sumber utama motivasi dan inspirasiku.
Sumber lain motivasiku setelah ayah ibuku adalah kelima orang adikku tersayang yaitu Abdul Qawie Abdul Barry, Abdul Kahar Abdul Barry, Rizky Abdul Barry, Shaum Abdul Barry dan Al Fajri Abdul Barry, "for you my dear sister, mutual love will make us one, of mutual support will make us stronger, and if we are always united, we will always be strong. even a very strong will to conquer the rigors of life". Aku telah memiliki keluarga yang otonom seorang isteri bernama Rahayu Gianita Binaba dan empat orang generasiku yaitu Sayyidah Nurfaizahrani Abdul Barry, Tutu Ali Diennan Abdul Barry, Pangkeari Lipu Khairi Abdul Barry dan Annaurah Nurul Abidah Abdul Barry. 
Pendidikanku kuawali sejak usia 6 tahun, karena dikampungku kala itu tidak ada jenjang pendidikan TK maka aku langsung memulai pendidikan di SD Inpres Sampekonan tahun 1991 dan lulus tahun 1997, lalu merantau sebentar mengikuti paman ke Sulawesi Utara dan melanjutkan di SLTP Negeri 4 Bitung tahun 1997 lulus tahun 2000, kemudian kembali pulang kampung tahun 2000 dan lanjut di SMU Negeri 1 Tinangkung, Salakan Kabupaten Baggai Kepulauan lulus tahun 2003. Sejak SD sampai SMU prestasi akadimikku terbilang lumayan signifikan. Pasca lulus SMU aku sesungguhnya menginginkan melanjutkan kuliah pada perguruan tinggi negeri atau swasta diluar daerah yang lebih memadai fasilitasnya, namun karena memahami kemampuan ekonomi keluarga yang minim, aku akhirnya mengubur harapan itu dan memilih melanjutkan perdidikan starata satu (S1) pada salah satu perguruanh tinggi swasta yang dikelola oleh yayasan pendidikan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai yaitu Universitas Tompotika (Untika) Luwuk pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik program studi Ilmu Pemerintahan hingga lulus tahun 2008.
Keputusan untuk memilih kuliah dikampus local yang biayanya masih terjangkau sejatinya bukan karena sekedar memahami kondisi ekonomi keluarga, tetapi merupakan keyakinan bahwa kualitas, tidak diukur dan ditentukan sepenuhnya oleh  fasilitas dan status favorit atau negeri suatu perguruan tinggi. Tapi kulitas ditentukan oleh seberapa tekun kita dalam menempa diri untuk menjadi berkualitas. Prinsip inilah yang membawaku pada kesadaran akan pentingnya keserasian proses penempaan diri secara internal (kampus) dan eksternal (organisasi). Kesadaran ini pula yang telah memanggilku aktif dalam pergerakan mahasiswa didaerahku, organisasi kemahasiswaan internal dan eksternal menjadi kampus keduaku dalam melakukan proses dialektika. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dll adalah sarana dimana aku mengasah kepekaan nuraniku akan setiap panggilan pembaharuan, mengoreksi dan membuat catatan, berdiskusi dan memberikan solusi adalah bagian dari hobi jiwaku. itulah pernak-pernik dari semangat dan idiologiku yang kemudian membawaku ke alam jurnalis dan akademis. Sedikit kemampuan yang kumiliki itulah yang kini membuatku aktif menulis artikel, dan opini sebagai wujud penyaluran bakat dan koreksi terhadap berbagai persoalaan politik, social budaya dan pemerintahan yang ada. Diantara dari sekian catatan-catatan isengku yang sudah pernah dipublikasikasikan meskipun hanya melalui media massa local antara lain; Kami Anarkis Karena Bapak. Refleksi sejarah Banggai, mengorek kronologis penamaan kabupaten Banggai. Refleksi Historis dan Gugatan Independensi, telaah kritis terhadap peran KNPI Bangkep. Membaca Peluang Incumbent, analisis terhadap potensi kemenangan IRES, dll.Saat ini selain aktif dalam dunia jurnalis sebagai Pimpinan Redaksi pada Majalah Pelita Luwuk Banggai, aku juga memiliki rutinitas sebagai salah satu tenaga pengajar di almamaterku Fisipol Untika Luwuk, dan kini tengah menyelesaikan studi pascasarjana ilmu politik di Universitas Nasional (UNAS) Jakarta.*** YPAB

3 komentar:

  1. Anak pulau selalu bersemangat mencari dunia-dunia di luar dirinya. tetap semangat seperti ombak yang terus mencari pantai.

    BalasHapus
  2. Terimakasih Pak La Ode Rabani atas motivasinya tetap kuat seperti batu karang yang tak pernah menyerah dihempas ombak.

    BalasHapus